Pangandaran, dmtNews.com
Jembatan bambu yang menjadi akses utama warga yang menghubungkan Dusun di Desa Purbahayu dan Desa Sukahurip, Kecamatan Pangandaran untuk beraktivitas sehari-hari kini kondisinya sudah rusak parah dan nyaris ambruk, Rabu 8 Oktober 2025. Berdasarkan pantauan di lapangan, bambu-bambu yang menjadi bantalan jembatan terlihat rapuh dan keropos sehingga membuat warga yang biasa melintas setiap hari kini tak berani untuk melewatinya karena khawatir jembatan akan roboh. Padahal, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses yang digunakan warga untuk pergi ke kebun, pengajian, sekolah, maupun kegiatan keagamaan. Akibat kerusakan itu, warga terpaksa menyeberangi sungai setiap hari. Namun, jika debit air sedang tinggi, aktivitas warga pun terhenti karena tak ada jalan alternatif yang bisa dilalui.
Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang warga Desa Purbahayu, Wiwin Hasanah, ia mengaku kesulitan untuk beraktivitas sejak jembatan tersebut rusak. “Mau ke kebun susah karena jembatan rusak, apabila ingin nyebrang sungai, kalau air besar, tidak bisa ke mana-mana karena tidak ada jalan lain, kalaupun ada harus muter jauh. Kami sangat berharap jembatan tersebut dibangun lagi dengan lebih bagus agar warga bisa tenang dan nyaman saat beraktivitas,” ujarnya.
Sukaya selaku Ketua RT setempat menyebut jembatan tersebut dibangun sekitar tahun 2019 dan sejak itu menjadi jalur penting bagi warga dari dua desa. Karena jembatan rusak, sementara warga lewat bawah, nyebrang sungai. Mudah-mudahan ada respon cepat dari pemerintah agar segera dibangun lagi mengingat jembatan tersebut urat nadi mobilitas warga sekitar,” pungkasnya.***