
dmtNews – Jagat media sosial tengah digemparkan dengan penampakan rumah mewah yang diduga milik dua anggota TNI, pelaku penembakan brutal terhadap tiga anggota Polres Way Kanan, Lampung. Netizen ramai memperbincangkan gaya hidup dua oknum tersebut yang jauh dari kesan sederhana, sementara rumah korban justru mengundang keharuan.
🏠 Rumah Megah, Mobil Mewah: Gaya Hidup Kopka Bazarsyah Disorot
Sebuah rumah megah berwarna putih dengan pagar besi hitam tinggi menjulang disebut-sebut milik Kopka Bazarsyah. Di garasinya, tampak mobil Toyota Fortuner hitam terparkir gagah. Bahkan, kendaraan itu pernah diunggah sendiri oleh Kopka Bazarsyah di akun media sosial pribadinya.
Tak hanya Fortuner, kabarnya Bazarsyah juga memiliki Toyota Hilux dan motor klasik Yamaha RX-King, makin menambah sorotan publik soal gaya hidup sang oknum.
🏡 Peltu Yun Heri Lubis Juga Tak Kalah Mewah
Rekan sesama terduga pelaku, Peltu Yun Heri Lubis, juga punya hunian mewah yang viral. Rumahnya dominan putih dengan aksen hijau di pilar, berdiri megah dan mencolok. Warganet ramai mempertanyakan dari mana sumber kekayaan dua anggota TNI ini.
😢 Kontras Tragis: Rumah Korban Kapolsek Lusiyanto Bikin Terenyuh
Sementara itu, rumah AKP (Anumerta) Lusiyanto, Kapolsek Negara Batin yang gugur dalam tugas, sungguh berbanding terbalik. Sebuah rumah sederhana tanpa cat, hanya plesteran semen, tanpa pagar atau kendaraan mewah, jadi saksi bisu perjuangan aparat yang gugur demi menegakkan hukum.
🔫 Tragedi Sabung Ayam: Tiga Polisi Gugur, Dua TNI Ditahan
Tragedi terjadi saat Lusiyanto bersama dua anggota, Aipda (Anumerta) Petrus Apriyanto dan Briptu (Anumerta) M. Ghalib Surya Nanta, melakukan penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Way Kanan, Lampung. Mereka ditembak di dada dan kepala, hingga tewas di tempat.
Kini, dua anggota TNI pelaku penembakan telah resmi ditahan: Peltu Lubis, Dansubramil Negara Batin, dan Kopka Bazarsyah, anggota Subramil Negara Batin. Kasus ini memicu gelombang kecaman dan permintaan proses hukum transparan dan tuntas.
dmtTake:
Kisah dua rumah mewah versus satu rumah sederhana ini bukan sekadar soal harta, tapi tentang integritas, pengabdian, dan keadilan. Di tengah megahnya harta, jangan lupakan jasa aparat yang gugur demi negara. Kini publik menanti: Apakah hukum akan benar-benar tajam ke atas dan bawah, atau justru sebaliknya?