Bungursari, dmtNew.com
Pada rabu tanggal 23 Juli 2025, menjadi ruang bagi anak – anak untuk menyampaikan aspirasi dan harapannya karena pada hari itu merupakan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2025 tingkat Kota Tasikmalaya. Acara yang berlangsung meriah dan penuh makna itu berlangsung di Lapangan Bale Kota Tasikmalaya.
Dalam beragam rangkaian acara, ada salah satu kegiatan menarik yaitu lomba menulis surat untuk Wali Kota Tasikmalaya, yang diikuti oleh para pelajar dari berbagai sekolah. Dalam surat-surat tersebut, anak–anak berani menyuarakan kegelisahan, impian, hingga keinginan mereka untuk dilibatkan sebagai subjek pembangunan.
Seperti yang disampaikan oleh Audi Nazmi Ramadani, siswi kelas IX SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya, yang meraih juara kesatu pada lomba tersebut. Ia menulis surat berjudul “Aku Ingin Didengar Bukan Dimarahi”, yang mewakili keresahan dan harapan anak–anak agar diberi ruang untuk berpendapat dan berkarya.
“Ingin mewakili pelajar di Kota Tasikmalaya, kita itu bukan cuma mau diarahkan tapi juga dikasih ruang untuk berkreasi, untuk bersuara. Sekarang untuk memperingati Hari Anak jadi kita dikasih kesempatan untuk menulis ini,” ujar Audi kepada awak media.
Diakui Audi bahwa dirinya meski belum mengenal sosok Wali Kota Tasikmalaya, namun ia menyusun tulisannya berdasarkan informasi publik yang ia akses.
Selain lomba menulis, beberapa lomba digelar seperti lomba public speaking, dengan tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045″. Dalam lomba itu, siswi Bernama Devina Aulia Revani, kelas 7 SMPN 1 Tasikmalaya, berhasil meraih juara pertama.
Dalam penampilannya, Devina menyampaikan keprihatinannya terhadap maraknya kasus bullying, khususnya di lingkungan sekolah dasar. “Aku ngeliat terutama ada juga di sekolah dasar aku dulu, banyak yang melakukan bullying fisik, verbal. Aku berharap Kota Tasikmalaya ini menjadi lebih baik terhadap keamanan dan kebersihan. Karena masa depan kota ini bahkan bangsa ini berada di tangan anak–anak,” ujarnya.
Peringatan HAN 2025 di Kota Tasikmalaya tahun 2025 menjadi momentum penting, di mana suara anak–anak benar-benar mendapat tempat, sekaligus menjadi pengingat bagi semua pihak untuk mendengar, melindungi, dan memberdayakan mereka sebagai generasi penerus bangsa yang terarah kepada hal positif bukan malah sebaliknya.***