dmtNews, Tasikmalaya – Anggaran mobil dinas untuk Pemerintah Kota Tasikmalaya menjadi sorotan setelah mengumumkan anggaran sebesar Rp 1,4 miliar dari APBD 2025 untuk pengadaan kendaraan dinas bagi Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih, Viman Alfarizi dan Dicky Candra. Keputusan ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Warga Menyuarakan Kekecewaan
Mochamad Egi, seorang warga sekaligus pengacara muda, tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. “Anggaran sebesar itu jelas bukan untuk Avanza atau Grand Max. Mobilnya pasti kategori premium,” ujarnya dengan nada skeptis.
Egi mempertanyakan prioritas pemerintah yang memilih pengadaan mobil mewah di tengah kondisi defisit anggaran. “Pejabat digaji untuk melayani masyarakat, bukan untuk hidup mewah. Ini menunjukkan kurangnya empati terhadap kondisi warga,” tambahnya.
Hal serupa disampaikan Rivan, mahasiswa Fisipol Universitas Siliwangi. Menurutnya, keputusan ini menunjukkan adanya kepentingan kelompok tertentu yang mengorbankan pelayanan kepada masyarakat. “Pejabat di Kota Tasikmalaya terlalu sibuk dengan urusan pribadi dan politik kelompoknya. Ini sangat disayangkan,” tegasnya.
DPRD: Sesuai Aturan, tetapi Masih Kontroversial
Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Heri Ahmadi, membenarkan bahwa anggaran untuk mobil dinas tersebut telah disetujui melalui rapat paripurna RAPBD 2025. “Secara aturan, hal ini tidak menyalahi regulasi. Namun, apakah nantinya mobil tersebut akan digunakan atau tidak, itu tergantung pada wali kota dan wakilnya,” jelas Heri.
Wali Kota Terpilih Diminta Bijak
Masyarakat berharap pasangan Viman Alfarizi dan Dicky Candra mengambil keputusan yang bijak terkait penggunaan anggaran untuk mobil dinas Tasikmalaya ini. Dengan kondisi keuangan daerah yang sedang defisit, banyak pihak menilai pengadaan mobil mewah bukan langkah yang tepat. Sebagai pemimpin baru, mereka diharapkan menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat dengan mengutamakan kebutuhan yang lebih mendesak.