DMT News – Kasus stunting, sebuah permasalahan serius dalam kesehatan masyarakat, kembali menjadi sorotan di Kota Tasikmalaya. Meskipun telah dilakukan upaya pengentasan yang gencar oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya, kasus stunting justru mengalami peningkatan yang mencemaskan. Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Cheva Virgowansyah, secara terbuka mengakui bahwa kondisi ini tidak hanya terjadi di wilayah mereka, tetapi juga melanda 17 kota dan kabupaten lain di Jawa Barat.
Menyikapi peningkatan kasus stunting ini, Cheva Virgowansyah menjelaskan bahwa pemerintah setempat tengah berkomitmen untuk mengatasi masalah ini dengan segala upaya yang dimiliki. “Terkait stunting, hampir 17 kota dan kabupaten di Jawa Barat saat ini mengalami peningkatan,” ungkapnya dalam sebuah konferensi pers pada Kamis (16/5/2024).
Namun demikian, kendati mengalami tantangan, Pemerintah Kota Tasikmalaya tidak berkecil hati. Cheva menyatakan bahwa upaya-upaya penanganan kasus stunting akan terus dilakukan. Pemerintah setempat akan terus berkoordinasi dengan semua pihak terkait, termasuk Polres, Kodim, dan tim penanganan stunting Provinsi Jawa Barat.
“Dalam prinsipnya, kami terus melakukan evaluasi terhadap penanganan kasus stunting. Meskipun angka kasusnya masih mengalami peningkatan, kami tidak akan berhenti untuk menjalankan program-program pengentasan stunting dengan sebaik-baiknya,” jelas Cheva.
Lebih lanjut, Cheva mengakui bahwa angka kasus stunting di Kota Tasikmalaya memang mengalami peningkatan sebesar empat persen. Namun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus berupaya menyelesaikan masalah ini. Program-program yang telah dirancang dalam penanganan stunting akan terus digulirkan secara konsisten, termasuk kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pihak kepolisian dan instansi terkait lainnya.
“Mengenai Dapur Masakan Khusus Stunting (Damaskus), kami saat ini masih dalam tahap penjajakan karena biayanya cukup tinggi. Namun, kami tidak akan menyerah dan terus berupaya mencari solusi, termasuk berkomunikasi intensif dengan Kementerian Kesehatan,” papar Cheva.
Cheva juga menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan pengecekan lebih lanjut untuk memastikan apakah peningkatan angka stunting disebabkan oleh kasus stunting baru atau kasus yang sudah ada sebelumnya. “Jika memang terdapat kasus stunting baru, kami akan siapkan strategi penanganan dan pencegahan yang tepat, baik untuk anak-anak remaja reproduksi maupun ibu hamil,” tambahnya dengan tegas.