Jakarta – Apple kembali mengguncang dunia teknologi dengan peluncuran seri iPhone 16 yang mengusung fitur revolusioner, Apple Intelligence. Namun, bukannya mendapatkan pujian, fitur unggulan ini justru memancing sindiran dari netizen di China.
Fitur Apple Intelligence baru akan hadir dengan pembaruan iOS 18.1 pada Oktober mendatang dan untuk sementara hanya tersedia dalam bahasa Inggris. Dukungan untuk bahasa China, Prancis, Jepang, dan Spanyol direncanakan menyusul tahun depan. Namun, masalah besar muncul di China, di mana kehadiran fitur AI ini terhambat regulasi ketat.
Hingga saat ini, Apple belum memiliki mitra lokal di China untuk menjalankan fitur AI generatifnya. Pemerintah China mewajibkan semua chatbot AI melalui proses registrasi dan pemeriksaan sebelum dirilis ke publik. Akibatnya, nasib Apple Intelligence di China masih tanda tanya.
Kekhawatiran ini memicu tren di media sosial Weibo, dengan tagar “iPhone 16 versi China belum mendukung AI” yang sudah dilihat lebih dari 11,33 juta kali dan diserbu 1.500 komentar. Salah satu netizen menulis, “Absennya AI di China sama saja dengan memotong salah satu lengan Apple,” menggambarkan kekecewaan mendalam atas ketidaktersediaan fitur utama tersebut.
Tanggapan Netizen: Haruskah iPhone 16 Dihargai Lebih Murah?
Banyak pengguna merasa bahwa Apple seharusnya menyesuaikan harga di China mengingat fitur Apple Intelligence tidak dapat digunakan. “Karena daya tarik utamanya tidak tersedia, bukankah mereka seharusnya mengenakan harga yang lebih murah kepada kami?” tulis salah satu komentar yang banyak mendapat dukungan di Weibo.
Sementara itu, ada pengguna yang memilih menunda upgrade. Hong Yi, seorang programmer yang masih setia dengan iPhone 15, mengatakan dia tidak tertarik beralih ke iPhone 16 karena ketidakjelasan kapan AI akan hadir di China. Sebaliknya, Mark Ma, seorang profesional media yang menggunakan iPhone 11, mengaku ingin membeli iPhone 16 meskipun sedikit terbebani oleh harganya.
Huawei Tantang Apple dengan Inovasi Baru

Di tengah perdebatan soal Apple Intelligence, Huawei memberikan ancaman serius. Beberapa jam setelah Apple meluncurkan iPhone 16, Huawei memperkenalkan Mate XT, ponsel layar lipat tiga pertama di dunia. Popularitas perangkat ini langsung melonjak dengan empat juta konsumen di China telah mengikuti pre-order meskipun harga resminya baru diumumkan belakangan.
Dengan banderol harga fantastis mulai dari 19.999 Yuan (sekitar Rp43,3 juta), Huawei Mate XT menjadi rival berat bagi iPhone 16 di pasar China. Para analis memprediksi bahwa penjualan iPhone di China akan menghadapi tekanan besar dari Huawei, terutama dengan meningkatnya preferensi terhadap produk lokal yang unggul dalam inovasi dan harga.
Meskipun begitu, Ivan Lam dari Counterpoint Research memperkirakan bahwa permintaan untuk iPhone 16 akan tetap stabil di kalangan pengguna setia Apple, meski angka penjualan tahun ini mungkin sedikit menurun.
Apple mungkin memiliki tantangan besar di China, tetapi persaingan ini tampaknya baru saja dimulai. Akankah Apple Intelligence berhasil menembus regulasi ketat di China, atau akankah Huawei mengambil alih dengan inovasi barunya? Waktu yang akan menjawab.