DMT News – Pada hari Jumat, 19 April 2024, suara ledakan terdengar di barat laut Kota Isfahan, Iran, yang terletak sekitar 350 kilometer dari Teheran. Kantor berita Fars melaporkan bahwa ledakan tersebut terjadi dekat dengan bandara internasional Kota Isfahan, namun penyebab pasti dari ledakan tersebut masih belum diketahui.
Kepentingan Strategis Isfahan

Isfahan merupakan kota yang vital bagi Iran, tidak hanya karena infrastruktur dan fasilitas umumnya, tapi juga karena keberadaan pangkalan udara militer dan fasilitas nuklir. Berdasarkan informasi dari IRIB, stasiun televisi Iran, yang mengutip sumber terpercaya, fasilitas nuklir di Isfahan dilaporkan “sepenuhnya aman” pasca ledakan.
Spekulasi dan Kekhawatiran Internasional
Mark Kimmitt, mantan asisten menteri luar negeri AS, dalam wawancara dengan BBC, menyoroti pentingnya Isfahan dalam konteks program nuklir Iran. Menurutnya, “Isfahan adalah pusat dari program nuklir Iran yang meliputi pelatihan, penelitian, dan pengembangan kemampuan nuklir.” Kimmitt juga menyatakan bahwa kemungkinan besar Israel akan menargetkan kota tersebut karena kekhawatiran terhadap pengembangan nuklir Iran di masa depan.
Tanggapan Iran dan Aktivasi Sistem Pertahanan Udara
Menanggapi insiden tersebut, sistem pertahanan udara Iran telah diaktifkan di beberapa provinsi. Menurut laporan dari Reuters, tiga drone yang terlihat di langit Isfahan berhasil dihancurkan oleh sistem pertahanan tersebut. Insiden ini juga berpengaruh pada penerbangan komersial, dengan sejumlah penerbangan menuju kota besar di Iran, termasuk Isfahan, Shiraz, dan Teheran, dibatalkan.
Latar Belakang Tensi Regional
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel. Serangan rudal dan drone Iran ke Israel baru-baru ini dianggap sebagai balasan atas dugaan serangan udara Israel yang menghancurkan konsulat Iran di Suriah pada 1 April, yang menewaskan 13 orang. Menjelang insiden terkini, Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, menyatakan bahwa Iran akan merespons setiap aksi balasan dari Israel dengan “segera dan pada level maksimum”.
Jarak dan Kapabilitas Militer
Israel berada lebih dari 2.100 kilometer dari Iran. Tim Ripley, editor dari Defence Eye, menyatakan bahwa rudal adalah cara utama bagi Israel untuk menyerang Iran, yang memiliki program rudal terbesar dan paling beragam di Timur Tengah. Menurut Jenderal Kenneth McKenzie dari Komando Pusat AS, Iran memiliki lebih dari 3.000 rudal balistik.
Dalam konteks serangan, Ripley mengatakan bahwa sangat kecil kemungkinan Israel akan melakukan perang darat dengan Iran, namun memiliki potensi besar untuk melancarkan serangan udara terhadap target utama di Iran, termasuk upaya untuk “menghukum” melalui serangan udara.
Insiden ini menambah ketegangan yang sudah tinggi di Timur Tengah, dengan Israel dan Iran keduanya menunjukkan kesiapan militer dan strategis di tengah konflik yang semakin meningkat.