Tasikmalaya, dmtNews | Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan kompetensi guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Barat sebagai pelaksana menggelar kegiatan Diseminasi Program Pengembangan Kompetensi Guru PJOK Kota Tasikmalaya yang di selenggarakan oleh Kemendikbud. Program ini bertujuan untuk menjawab tantangan dunia pendidikan yang semakin dinamis, khususnya dalam mata pelajaran PJOK.

Bapak Adhie Johan Permana, S.Pd., salah satu fasilitator dari Kota Tasikmalaya, menjelaskan bahwa program ini merupakan langkah penting dalam menyegarkan kompetensi guru PJOK. “Kegiatan ini diselenggarakan untuk memberikan pemahaman baru kepada para guru PJOK agar mampu mengimplementasikan paradigma baru dalam proses pembelajaran. Tujuannya adalah agar guru PJOK dapat beradaptasi dengan perkembangan dunia pendidikan serta membantu peserta didik agar aktif bergerak sepanjang hayat,” ujarnya saat diwawancarai oleh tim reporter dmtNews.
Tahapan Seleksi Fasilitator
Dalam proses pelaksanaannya, BBGP Jawa Barat telah melakukan seleksi kepada para calon fasilitator yang bertugas menyebarluaskan program ini di masing-masing daerah. Dari Kota Tasikmalaya, Bapak Adhie Johan Permana adalah salah satu dari enam fasilitator yang lolos seleksi dan mendapatkan pelatihan khusus. “Saya lulus dari tahap seleksi calon fasilitator PJOK Jawa Barat. Tugas kami adalah mendiseminasikan program ini kepada para guru PJOK di Kota Tasikmalaya,” ungkap Adhie.
Kegiatan yang Berlangsung Tiga Bulan

Program diseminasi ini berlangsung selama tiga bulan, mulai dari September hingga November, dengan menggabungkan moda daring dan luring. Dalam sesi daring, peserta pelatihan menerima pemahaman dan penguatan terkait paradigma baru PJOK, yang nantinya akan diterapkan di sekolah masing-masing. “Pelatihan ini memberikan kompetensi yang diharapkan dapat langsung diimplementasikan oleh guru kepada siswa,” jelasnya.
Manfaat bagi Guru dan Siswa

Adhie Jho berharap, melalui program ini, guru PJOK dapat lebih kompeten dalam membawa paradigma baru tersebut ke sekolah, serta mampu berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis. “Manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh guru, tetapi juga siswa. Mereka akan mendapatkan pendekatan baru dalam pembelajaran PJOK yang lebih segar dan sesuai dengan tantangan zaman,” tambahnya.
Inovasi dan Pembaruan dalam Pembelajaran PJOK
Program ini juga memperkenalkan berbagai inovasi dalam pembelajaran PJOK, termasuk pengembangan model pendidikan gerak, kebugaran, dan sport education. Guru PJOK juga diajak untuk lebih responsif terhadap isu-isu sosial dalam pendidikan jasmani serta menggerakkan komunitas belajar di sekolah masing-masing.
“Guru PJOK diharapkan dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran yang lebih efektif, dengan keterampilan mengajar yang disempurnakan. Selain itu, mereka juga harus bisa menjadi penggerak komunitas belajar di sekolahnya,” jelas Adhie Jho.
Pentingnya Pendidikan Jasmani
Dalam wawancara tersebut, Adhie Jho juga menekankan pentingnya pendidikan jasmani bagi perkembangan siswa, baik dari aspek Afektif ,Kognitif maupun Psikomotor “Pendidikan jasmani merupakan jembatan bagi siswa agar mereka memahami pentingnya aktif bergerak sepanjang hayat. Dengan begitu, mereka akan memiliki aset berupa kesehatan di masa depan,” kata Adhie Jho.
Tantangan dan Antusiasme Peserta
Meskipun begitu, Adhie Jho mengakui bahwa ada tantangan dalam menyampaikan paradigma baru kepada rekan-rekan guru yang masih terbiasa dengan pendekatan lama. Namun, ia optimis bahwa dengan antusiasme yang tinggi dari para peserta, tantangan ini dapat diatasi. “Antusiasme luar biasa dari para peserta sangat terlihat. Selain mendapatkan pengetahuan baru, mereka juga mendapatkan berbagai fasilitas dari Ditjen GTK melalui BBGP Jabar,” ujarnya.
Harapan ke Depan







































Di akhir wawancara, Adhie Jho menyampaikan harapannya agar kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkala, sehingga guru PJOK selalu mendapatkan pembaruan terkait kompetensi mereka. “Saya berharap program ini bisa dilanjutkan secara berkala, karena guru adalah ujung tombak pendidikan dan pusat peradaban. Dengan kompetensi yang terus diperbarui, guru PJOK dapat menjadi pemimpin yang baik di lingkungan sekolahnya,” tutup Adhie.
Dengan adanya program diseminasi ini, diharapkan para guru PJOK di Kota Tasikmalaya dapat meningkatkan kompetensinya, serta memberikan pengaruh positif bagi perkembangan siswa dalam bidang jasmani dan kesehatan.
(Reporter: Tim dmtNews)